Widget HTML #1

Berkat Transportasi Unggul, Kegiatan Jalan-jalan Saya Semakin Nyaman dan Aman

Foto Bus Damri Di Pool kota Metro, Lampung

Dari dulu saya memang suka banget jalan-jalan ke berbagai daerah dan boleh dibilang cukup sering melakukan aktivitas tersebut. Cek saja postingan saya baik di Instagram maupun di menu Wira Wiri blog ini kalau tidak percaya, di situ saya mempublikasikan beberapa kenangan saya manakala jalan-jalan ke berbagai tempat di Indonesia. Dan itu hanya sebagian kecil saja. Masih banyak cerita dan foto jalan-jalan yang belum sempat ataupun memang sengaja tidak saya bagikan di dunia maya.

Memang dari kisah-kisah perjalanan saya tersebut tidak semuanya murni jalan-jalan yang berarti tamasya atau rekreasi. Sebagian ada yang awalnya untuk silaturahmi ke keluarga, namun kemudian sekalian dimanfaatkan untuk meng-explore destinasi-destinasi wisata yang terdapat di sekitar tempat tinggal famili saya tersebut. Misalnya tahun 2016 lalu saya pergi ke rumah Bulek di Blitar, Jawa Timur, sekalian saja saya manfaatkan untuk jalan-jalan ke pantai Anyer, pantai Gondo Mayit, Makam Bung Karno, Kampung Coklat, Air Terjun Sirah Kencong, bahkan sekalian mendaki gunung Bromo dan gunung Semeru yang berada di Malang.

Atau ketika mengunjungi saudara sepupu yang berdomisili di Surabaya, sekalian saya gunakan muter-muter kota Pahlawan mengunjungi Tugu Pahlawan, Patung Surabaya, KBS, Kenpark (Kenjeran Park), SNQ, dan lain-lain. Pernah juga beberapa kali pulang ke tanah kelahiran di Nagan Raya, Nanggroe Aceh Darussalam. Tiap pulang ke sana pasti sekaligus ngetrip ke pantai-pantai barat Aceh yang begitu mempesona.

Saya memang brojol di tanah rencong Aceh, lalu dulu pada saat provinsi berjuluk Serambi Mekkah itu terus dilanda konflik, saya ikut orang tua pindah ke Riau. Sementara saudara-saudara orang tua saya ada yang eksodus ke Kalimantan, Blitar, Lampung dan ada juga yang masih bertahan di Aceh. Itulah kenapa saya kerap jalan-jalan mengunjungi saudara yang berada di berbagai wilayah Indonesia. Supaya ikatan persaudaraan tidak putus, menyambung silaturahmi, dan tentunya sekaligus untuk piknik. Meskipun ada juga yang jalan-jalan saya memang murni untuk traveling, kayak pas waktu ke Jember, Solo dan Yogyakarta.

Bicara jalan-jalan antar kota antar propinsi bahkan antar pulau seperti yang saya lakukan tersebut, tentunya tidak lepas dari yang namanya moda transportasi dan juga akses jalan. Keduanya harus saling mendukung. Kalau alat transportasinya bagus tapi jalannya buruk, tentu kita menjadi tidak nyaman dalam perjalanan. Dulu pernah saya mengalami kejadian seperti itu. Ketika melewati ruas jalan lintas timur di daerah Pelalawan, Riau. Beberapa kilometer kondisi jalannya rusak parah. Mobil-mobil harus antri bahkan ada yang terguling saking jeleknya kondisi jalan.

Atau sebaliknya, jalannya mulus tapi moda transportasinya yang buruk dan tidak terawat. Sebagai penumpang pasti kita akan was-was merasa tidak aman. Takut terjadi hal-hal buruk yang mengancam keselamatan. Saya juga dulu pernah merasakan itu. Ketika hendak ke Jawa, setelah booking tiket ternyata dapatnya bus yang kondisinya sudah tidak meyakinkan. Untungnya tidak terjadi insiden dalam perjalanan, walau memang sempat mogok beberapa kali.

Namun Alhamdulillah, di beberapa tahun terakhir ini setiap saya jalan-jalan, hal-hal tidak mengenakan tersebut sudah tidak ada lagi. Ketika saya melewati jalan lintas timur dekat kota Pelalawan yang tadinya rusak parah, sekarang sudah bagus banget. Kendaraan-kendaraan bisa melaju dengan lancar.

Saat menulis artikel ini kebetulan saya sedang berada di Lampung, dan saya merasakan sendiri jalan lintas dari kota Metro ke Sukadana, lalu ke Way Jepara, kemudian lanjut ke Sribhawono, hingga ke kota Bandar Lampung, kondisi jalannya benar-benar mulus! Padahal dulunya selama bertahun-tahun banyak titik yang rusak bahkan rusak parah, sampai-sampai ada yang dijuluki 'joglangan sewu' karena banyaknya lubang di sepanjang jalan dan tak kunjung diperbaiki.

Untuk alat transportasinya, tersedia bus Damri yang siap membawa penumpang ke berbagai kota di provinsi Lampung. Saya sempat mencoba naik Damri beberapa kali. Kondisinya bus-nya sangat baik, sehingga keselamatan, keamanan dan kenyamanan penumpang benar-benar terjamin.

Waktu di Jawa juga saya merasakan perjalanan yang nyaman dan menyenangkan terutama kalau naik kereta api. Beli tiketnya gampang bisa via online sehingga bebas antri dan aman dari calo, bisa sampai tujuan tepat waktu, ruang penumpangnya lega, toilet bersih, tidak ada pengamen dan pedagang asongan.

Stasiun kereta api Wlingi, Blitar

Sudah tidak seperti dulu lagi dimana kualitas pelayanan kereta api sangatlah kurang memuaskan. Mulai dari ruang tunggu yang padat dipenuhi calon penumpang dan pengantar, gerbong kereta yang kotor, toilet yang sangat bau, banyak copet, penumpang tanpa karcis, pedagang asongan, jadwal kereta yang tidak teratur, sampai penumpang yang nekad naik di atas atap kereta api. Alhamdulillah sekarang semua itu sudah tidak ada lagi. Sekarang sudah begitu tertib, bersih, aman dan pastinya nyaman.

Sebagai warga negara yang kerap jalan-jalan, tentu saya sangat bangga, bahagia sekaligus berterima kasih atas kerja keras Kementerian Perhubungan RI, yang telah terbukti sukses membangun berbagai infrastruktur transportasi dalam beberapa tahun terakhir ini. Berkat pembangunan tersebut, keselamatan, keamanan dan kenyamanan saya dalam perjalanan menjadi lebih terjamin.

Hal itu saya ketahui dari membaca postingan di Fanpage Facebook resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia beberapa waktu lalu. Di sana dijelaskan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun ini, Kemenhub memang telah melakukan pembangunan infrastruktur transportasi dengan pendekatan Indonesia Sentris untuk membuka keterisolasian, yaitu dengan memberikan dukungan aksesibilitas terhadap Daerah 3TP (Terluar, Terdepan, Tertinggal dan Perbatasan).

Diantaranya melalui: penyediaan prasarana yaitu 18 rute tol laut dengan tujuan menekan disparitas harga di Indonesia Timur; 891 trayek angkutan perintis (angkutan jalan, SDP, KA, laut dan udara); dan pembangunan serta pengembangan 131 bandara di daerah rawan bencana, perbatasan dan terisolir.

Dalam lima tahun ini sudah ada 18 rute tol laut, untuk menekan disparitas harga. 891 angkutan perintis di darat, kereta api, laut dan udara. Program Jembatan Udara untuk meningkatkan konektivitas logistik dengan menyediakan 39 rute yang dilayani sampai ke daerah 3TP untuk pemerataan serta kesenjangan ekonomi.

Dukungan infrastruktur transportasi atas pengembangan kawasan wisata dengan penyediaan akses transportasi dari dan menuju kawasan wisata, baik sarana maupun prasarana pendukung.Telah banyak capaian yang dilakukan oleh Kementerian Perhubungan baik itu di sektor transportasi darat, laut, udara maupun kereta api.

Banyaknya capaian pembangunan infrastruktur transportasi hingga ke daerah 3TP itu termasuk hingga ke kampung kelahiran saya di Aceh sana. Jalan-jalan di kampung saya tersebut sekarang sudah diaspal. Ketika saya pulang kampung beberapa waktu lalu, mobil travel-nya bersedia mengantar saya hingga ke depan rumah karena jalan depan rumah sudah di aspal. Padahal kampung saya cuma desa kecil. Namanya desa Sumber Daya, yang berada di Kecamatan Kuala, Kabupaten Nagan Raya.

Tentunya kita patut bersyukur dan mengapresiasi dengan banyaknya pembangunan telah dicapai Kementerian Perhubungan RI dalam 5 tahun ini, serta mendukung penuh pembangunan-pembangunan infrastruktur transportasi di tahun-tahun mendatang. Karena apabila transportasi unggul, Indonesia pasti maju! Dan buat yang hobi jalan-jalan kayak saya, akan merasakan kenyamanan, keamanan dan keselamatan dalam perjalanan.

Kalau ingin mengetahui informasi lebih banyak serta kabar-kabar terbaru seputar infrastruktur dan moda transportasi, saya sarankan teman-teman mengunjungi website dan menjadi pengikut media sosial resmi Kementerian Perhubungan Republik Indonesia. Berikut ini alamat:

Posting Komentar untuk "Berkat Transportasi Unggul, Kegiatan Jalan-jalan Saya Semakin Nyaman dan Aman"