Bingung Pilih Sony A 6000 atau Fujifilm X-A5, Eh Akhirnya Malah Ambil Canon EOS M50
Pilih kamera mirrorless Sony Alpha 6000 atau Fujifilm X-A5? Sebuah kebimbangan yang sempat melanda pikiran saya selama berhari-hari kemarin. Berawal dari beberapa minggu yang lalu ketika memasuki tahun baru 2020, entah kenapa tiba-tiba pengen beli kamera digital. Pengennya tuh bener-bener yang pengen banget!
Sebenarnya sudah lama saya pengen punya kamera. Mungkin sejak 4 atau 5 tahun yang lalu. Awalnya pengen kamera DSLR, kayaknya keren aja gitu ngeliat orang-orang ngalungin kamera DSLR. Namun belakangan keinginan memiliki kamera DSLR tersebut memudar, berganti pengen kamera mirrorless aja. Secara kamera mirrorless lebih ringkas dan praktis sehingga mudah dibawa jalan-jalan, udah gitu kualitas foto yang dihasilkan juga tidak kalah dengan kamera DSLR.
Tapi keinginan-keinginan tersebut ya cuma sekedar pengen aja. Tidak yang ngebet banget sampai bela-belain kredit atau jual tanah warisan. Soalnya kamera digital yang lumayan bagus harganya juga tidak murah untuk ukuran saya. Harus menabung dulu sedikit demi sedikit. Nah pas tabungannya sudah mencukupi, akhirnya malah eman-eman buat saya beliin kamera. Mau buat apa saya beli kamera? Sepenting apa? Saya bukan fotografer, wartawan, tukang poto keliling, dan pekerjaan-pekerjaan lainnya yang membutuhkan kamera. Beli kamera hanya untuk menuruti kesenangan saja.
Mending saya beliin tanah terus ditanami karet atau kelapa sawit. Jelas jadi investasi yang akan menghasilkan keuntungan di beberapa tahun kemudian. Sedangkan kalau beli kamera, beberapa tahun kemudian mungkin sudah rusak kalau tidak dirawat dengan baik. Kalaupun dijual kembali, harganya pasti sudah turun banyak. Kalau sekedar buat foto-foto pas traveling, kan bisa menggunakan kamera henpon!
Begitulah...
Namun di tahun 2016 lalu, saya pernah membeli action camera merek Xiaomi Yi, walau sekarang sudah rusak akibat jarang dipakai dan tidak dirawat dengan baik seperti anak sendiri. Kamera aksi ini sempat saya bawa jalan-jalan ke Surabaya, Blitar, Jember, Solo, Jogja dan juga Malang saat ke gunung Bromo dan mendaki gunung Semeru. Sengaja saya memilih beli kamera aksi Xiaomi Yi ini karena harganya jauh lebih murah dibanding kamera DSLR atau Mirrorless, walau dari segi kualitas foto dan video udah pasti lebih bagus DSLR dan Mirrorless. Kalau orang Minang bilang 'ono rupo ono rego'.
Dan memasuki tahun baru duaribu duapuluh ini, keinginan memiliki kamera mirrorless mendadak menggelegak-gelegak seperti tak bisa ditawar-tawar lagi. Pokoknya harus kudu musti wajib beli! Sudah tidak peduli lagi dengan perasaan eman-eman. Biar saja jika harus menguras tabungan agak dalam, toh duit bisa dicari lagi.
Didukung pula dengan pemikiran pembenaran 'apa salahnya memanjakan diri sekali-kali di hidup yang cuma sekali'. Selain itu saat ini, kamera dipastikan akan semakin memaksimalkan pekerjaan sampingan saya sebagai Blogger dan Influencer -pekerjaan utamaku adalah mencintaimu selamanya eaaa- Jika selama ini foto untuk beberapa job dijepret menggunakan kamera ponsel, maka sebentar lagi akan naik kelas menggunakan kamera mirrorless.
Yups! Setelah keinginan beli kamera mirrorless tersebut benar-benar yakin 24 karat, akhirnya saya mulai mencari-cari informasi kamera yang tepat untuk saya miliki dengan budget 7 jutaan. Saya browsing-browsing di website, menonton video review di YouTube, dan melihat-lihat di berbagai market place. Tentu saya harus sungguh-sungguh meneliti kamera yang akan saya beli, agar tidak seperti membeli kamera di dalam karung. Apa saja fitur-fiturnya, kelebihan dan kekurangannya, dan berbagai faktor lainnya yang sesuai dengan kebutuhan dan budget yang saya miliki.
Pilihan pertama saya jatuh pada Sony Alpha 6000. Produk ini seperti kamera sejuta ummat. Laris dan banyak yang memilikinya. Dan sejujurnya, kamera ini sudah lama menjadi idaman saya. Dengan hasil foto dan video yang cukup menakjubkan itu.
Saya sudah hampir order Sony A 6000, seandainya saya tiba-tiba tidak tergoda dengan kamera mirrorless dari brand yang oleh user-nya sering disebut 'terfujilah' yaitu apalagi kalau bukan Fujifilm! Tepatnya Fujifilm seri X-A5. Dengan hasil foto dan video yang nggak kalah bagus dengan Sony a6000, tapi dengan harga yang lebih murah.
Kurang lebih hampir lima harian saya dilanda dilema besar antara membeli Sony A 6000 atau Fujifilm X-A5. Dengan segala kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Saat sudah mantap dengan Sony, beberapa menit kemudian tiba-tiba bisa berubah pikiran ambil Fujifilm saja. Begitu pula sebaliknya. Kebimbangan tersebut sampai-sampai membuat saya sulit tidur. Bahkan sedikit mengganggu pekerjaan karena saya malah sibuk browsing-browsing membaca dan menonton review dari dua kamera tersebut.
Di dalam browsing tersebut, tanpa diduga saya justru menemukan kamera mirrorless lain yang setelah saya melihat review-reviewnya langsung membuat saya kepincut. Kamera tersebut adalah Canon EOS M50. Walau dari segi harga lebih mahal dibanding Sony Alpha 6000 atau Fujifilm X-A5.
Ada beberapa hal yang akhirnya membuat saya mantap milih Canon EOS M50, seperti layar LCD yang berada di samping dan bisa diputar sampai menghadap ke depan, sehingga cocok buat seselfian dan juga buat ngevlog. Meskipun kayaknya saya akan jarang memanfaatkan kelebihan ini. Soalnya saya tidak begitu demen foto selfi, apalagi ngevlog saya sangat tidak pede.
Selain itu layar LCD-nya juga sudah touchscreen, sehingga untuk pengeporasiannya bisa dengan ditutul-tutul. Terus sudah ada colokan mic-nya juga kalau mau untuk ngevlog biar suaranya lebih jelas. Juga dilengkapi dengan viewfender atau jendela bidik biar tidak silau saat mengambil gambar. Dan berbagai fitur menarik lainnya, meski tentu masih ada beberapa kekurangannya juga.
Karena dengan bajet cuma 7 sampai 8 juta, tentunya sulit untuk memperoleh kamera yang benar-benar sempurna. Namun untuk ukuran saya yang masih pemula dalam hal kamera digital, yang paling-paling lebih banyak saya gunakan untuk merekam moment pada traveling, kamera Canon EOS M50 ini sudah sangat mencukupi dan masih sangat layak dibeli di tahun 2020 ini.
Kamera ini saya beli secara online di salah satu market place. Selain mendapat unit kamera, beserta baterai, charger, tali strap, lensa kit atau bawaan, juga mendapat bonus mini tripod, seperangkat alat pembersih kamera, anti gores LCD, lenshood, tas kamera mirrorless, memory SDHC 32GB dan filter UV protect lens.
Nah ini video sederhana saya saat unboxing kamera mirrorless Canon EOS M50.
Seperti itulah cerita saya membeli kamera Canon EOS M50 di awal tahun 2020 ini. Selanjutnya saya akan menjajalnya untuk mengambil gambar di beberapa tempat di sekitar kota Metro, Lampung, tempat saya tinggal saat ini. Seperti apa hasil foto dan video dari kamera mirrorless Canon EOS M50 ini? Sabar, nanti juga akan saya publikasikan di blog ZUCKICI.COM ini.
Seperti itulah cerita saya membeli kamera Canon EOS M50 di awal tahun 2020 ini. Selanjutnya saya akan menjajalnya untuk mengambil gambar di beberapa tempat di sekitar kota Metro, Lampung, tempat saya tinggal saat ini. Seperti apa hasil foto dan video dari kamera mirrorless Canon EOS M50 ini? Sabar, nanti juga akan saya publikasikan di blog ZUCKICI.COM ini.
2 komentar untuk "Bingung Pilih Sony A 6000 atau Fujifilm X-A5, Eh Akhirnya Malah Ambil Canon EOS M50"
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.