Akhir 2025: Ada Sesuatu yang Membuatku Kembali ke Dunia Blog
Akhir tahun 2025. Biasanya orang-orang mulai memikirkan resolusi untuk tahun 2026. Seperti ingin kurus, ingin rajin olahraga, ingin stop beli kopi mahal, pengen kurangin scroll sosmed, ingin jadi Rangger pink dan lain sebagainya.
Kalau aku? Keinginanku sederhana saja, Gaes! Yaitu ingin aktif dan semangat ngeblog lagi.
Iya, kalian gak salah baca. Setelah setahun lebih blogku ini nganggur seperti telapak tangan jomblo yang sudah penuh sarang laba-laba akibat trauma pacaran, akhirnya hari ini muncul juga keinginan itu! Mau menulis lagi di blog ini, curhat suka-suka, sharing cerita receh, berbagi tips dan tutorial dari pengalaman pribadi, menyebarkan berbagai info positif, menulis kisah perjalanan touring yang belum sempat kutulis, dan mungkin melanjutkan serial komedi Zuck Linn.
Rasanya sudah lama sekali saya tidak membuka dashboard blogger ini, bahkan saking lamanya untuk sekedar edit html saja kayak ada canggung-canggungnya gitu.
Memang sangat memprihatikan. Barusan aku cek, terakhir kali aku posting artikel adalah pada Maret 2024, itu artinya sudah setahun lebih tidak ada postingan baru di blog ini.
Di tahun 2024 kemarin, bahkan hanya dua biji artikel saja yang terbit di blog ini. Itupun dua-duanya merupakan content placement, yang mana artikelnya disediakan oleh pihak sponsor. Bukan aku yang menulis. Andaikan tidak ada artikel placement, bisa jadi akan menjadi sejarah pertama kalinya blog ini nihil postingan selama setahun penuh.
Dan rekor buruk tersebut hampir saja tercipta tahun 2025 ini. Hingga di penghujung tahun, tidak ada satupun tawaran artikel sponsor masuk. Saya juga belum memposting artikel apapun. Padahal biaya domain tahunan terus berjalan. Makanya sebelum rekor buruk itu terjadi, mulai tanggal 6 Desember 2025 ini, aku membulatkan tekad untuk giat ngeblog lagi.
![]() |
| Semangat ngeblog lagi! |
Jujur saja, kesibukan kerja menjadi alasan utama kenapa kemarin saya sempat vakum ngeblog. Ditambah semenjak punya anak, rasanya dari pagi sampai malam hidupku kayak lomba menghabiskan energi. Capek sekali.
Walaupun memang ini adalah jenis capek yang ada bahagianya, tapi efek sampingnya kesempatan ngeblog jadi hilang entah kemana. Blogku yang dulu rajin aku isi, akhirnya mangkrak seperti IKN.
Selain itu, aku sempat merasa dunia blogging itu nasibnya sudah seperti pasar tradisional, masih ada pengunjungnya, tetapi sudah tak populer dan seramai dulu ketika belum ada program ongkir 0 rupiah.
Jaman sekarang ini, banyak pengguna internet yang lebih demen nonton short video daripada membaca paragraf panjang. Visitor di blog-blog pada menurun, sedangkan viewer video di aplikasi sebelah berjuta-juta dengan ribuan aneka ragam komentar.
Tapi justru di situlah letak kerinduanku. Blog itu seperti ruang hening di tengah hiruk pikuk internet. Ruang di mana aku bisa membuat konten tanpa khawatir komentar toxic yang datang dari orang yang bahkan nggak sempat melihat konten secara lengkap.
Blog adalah tempat di mana aku bisa menaruh isi kepala, keluh kesah, pengetahuan, pengalaman, humor receh, sampai renungan tengah malam. Dan tempat itu sudah lama kuabaikan.
Sementara dunia sibuk membuat konten video mukbang, prank settingan, reaction dibuat-buat, ibu-ibu salam interaksi. Aku justru merasa panggilanku tetap sama, yaitu menjadi penulis yang duduk tenang mengetik di depan laptop, atau sambil rebahan menulis lewat hape, dan berharap tulisanku bisa menyentuh orang lain.
Kenapa aku tiba-tiba berpikir perlu ngeblog lagi mulai akhir tahun 2025 ini?
Karena Blog Itu Rumah!
Tempat pulang. Tempat cerita apa saja tanpa mikirin format harus vertikal atau horizontal.
Mungkin dunia sudah berubah. Mungkin blog tidak sementereng 2010–2018. Tidak semeriah era ketika orang-orang masih berlomba memasang widget lucu-lucu di sidebar blog, tidak seramai ketika para blogger masih gemar blogwalking dan saling balas komentar, namun aku tetap ingin kembali menulis.
Karena menulis adalah rumahku. Dan setiap rumah selalu pantas untuk dibangun kembali.
Lebih Nyaman Jadi Blogger
Ketika vakum ngeblog kemarin, aku sempat mencoba peruntungan menjadi konten kreator video, baik di YouTube maupun Facebook Profesional. Namun lama-lama aku merasa itu bukan duniaku. Aku kurang berbakat dalam hal mengedit video, dan begitu syulit untuk berbicara di depan kamera. Sehingga aku merasa kurang puas dengan konten-konten videoku.
Oleh karena itu sekarang aku memilih kembali fokus sebagai konten kreator teks. Tidak semua orang percaya diri muncul di kamera. Dan menurutku itu bukan kekurangan, tapi sebuah karakter.
Banyak orang yang justru kreativitasnya lebih berkembang ketika tidak harus memikirkan ekspresi wajah, intonasi suara, pencahayaan, atau skill mengedit video.
Dan blog menjadi pilihan tepat untuk menuangkan kreasi, menjadi tempat berlindung sekaligus medan berekspresi. Seorang blogger itu agak mirip-mirip ninja, tak terlihat secara fisik, tapi jejak tulisannya bisa muncul di mana saja. Di mesin pencari, dibagikan orang, dikutip orang, di-copy paste orang, bahkan menginspirasi tanpa harus tampil.
Lewat tulisan, mereka bicara lebih jujur, lebih dalam, dan lebih panjang tanpa tekanan spotlight. Tidak butuh viral dengan cara bikin konten kontroversial. Dunia digital butuh tipe-tipe kreator seperti ini. Mereka yang bekerja dalam senyap, tapi hasilnya menggema lama. Halah!
Blog Membantu Mengingat Perjalanan Hidup
Ketika membaca tulisan 2016–2019, aku sering lupa bahwa yang nulis itu aku sendiri. Kadang aku geleng-geleng, “Wah dulu gue lucu juga, ya?” Kadang juga aku mikir, “Hmm, kenapa tulisan gue begini? Kok mirip curhatan emak-emak di acara Mamah Dedeh.”
Tapi justru di situ letak indahnya, blog seperti merekam evolusi diri.
Pernah Menikmati Masa Keemasan Dunia Blog
Hal lain yang membuatku semangat ngeblog lagi adalah karena teringat masa kejayaan sebagai blogger di tahun 2015 hingga 2020 lalu. Saat itu dunia blog memang masih cukup populer, dan aku punya beberapa blog yang rutin aku isi.
Dari iklan CPC dan artikel sponsor aku bisa dapat penghasilan belasan hingga puluhan juta tiap bulan. Dari iklan Google Adsense saja, paling besar aku pernah mendapat bayaran 42 juta rupiah dalam sebulan.
Dari situ aku bisa membeli barang-barang yang dulu cuma masuk wishlist. Aku bisa beli tanah dan rumah sederhana di kampung. Bahkan aku bisa jalan-jalan ke berbagai tempat keren yang sebelumnya hanya ada di angan-angan.
Mengingat semua itu, aku sadar betapa berharganya dunia blogging dalam hidupku. Dan kini aku ingin kembali menulis, menghidupkan semangat lama, dan siapa tahu kejayaan itu datang lagi.
Blog Tetap Bisa Menghasilkan Cuan
Ini alasan realistis. Setahun lebih nggak ngeblog, dampaknya pengunjung menurun, penghasilan juga ikut menurun. AdSense jarang klik. Agen sponsored post pun sudah jarang yang menghubungi.
Sementara kebutuhan naik, anak makin besar, harga sembako kadang bikin dompet menjerit seperti kucing keinjek pintu.
Maka blog bukan hanya rumah, tapi juga sumber penghasilan kecil yang bisa tumbuh besar kalau dirawat dengan baik. Seperti tanaman cabai di halaman rumah. Kalau disiram rutin, bisa panen. Kalau dibiarkan, ya mati.
Masih Pentingnya Blogger di Era Gempuran Sosmed Video
Banyak pertanyaan bahkan di kalangan para blogger sendiri.
“Memangnya blogger masih penting di era TikTok, YouTube, Reels FB dan Instagram, belum lagi video AI yang bisa bikin wajahmu jadi pahlawan super dalam 10 detik?”
Jawabannya menurutku sih masih penting banget!
Perlu diketahui bahwa gak semua orang itu suka belajar lewat video. Ada banyak yang justru lebih cepat paham ketika belajar melalui teks. Nah, tentu saja blog bisa memenuhi kebutuhan itu.
Video sering dibatasi durasi, ritme cepat, dan kecenderungan hiburan. Kalau lewat blog kita bisa dapat penjelasan yang lebih lengkap, runtut, dan mendalam. Topik-topik yang butuh detail kayak tips dan tutorial, juga akan lebih mudah dipahami ketika disampaikan lewat teks.
Sementara untuk review atau cerita pengalaman terkait suatu produk, banyak brand yang hingga kini masih mempercayakan kepada para blogger untuk menulis ulasannya.
Intinya, selama netizen masih butuh informasi berupa bacaan, profesi blogger tidak akan mati.
Harapan Untuk 2026 dan Seterusnya
Sebagai pengelola tunggal blog ZUCKICI.COM ini, aku gak muluk-muluk ingin jadi 10 blogger top asia tenggara, atau punya penghasilan tiga digit dari blog. Tidak.
Harapanku sederhana saja. Ke depannya aku ingin aktif ngeblog, gak malas menerbitkan artikel baru, pembaca lama kembali mampir, pembaca baru bermunculan, tulisanku bermanfaat atau minimal menghibur, serta dapat penghasilan tambahan dari blog ini.
Aku menulis bukan hanya demi uang, tapi aku juga tidak munafik kalau uang itu penting. Kalau blog bisa jadi kombinasi antara hobi dan rejeki, kenapa enggak, ya, kan?
Jadi akhir kata, selamat datang kembali, diriku. Mari kita mulai lagi. Dengan pelan, tapi pasti. Dengan sederhana, tapi tulus. Dengan garing, tapi tetap elegan.
Dan semoga perjalanan baru ini membawa kebaikan untukku, keluargaku, dan siapa pun yang membacanya. Aamiin ya rabbal 'alamin.

Posting Komentar untuk "Akhir 2025: Ada Sesuatu yang Membuatku Kembali ke Dunia Blog"
Posting Komentar
Silakan berkomentar dengan tertib dan sopan sesuai dengan adat istiadat yang berlaku.